garam halus

Mengenal Proses Pembuatan Garam Halus

Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang memiliki peran sangat penting dalam memberikan rasa pada masakan. Namun tahukah Anda jika jenis garam ada bermacam-macam? Di antaranya adalah garam halus, garam laut, garam krosok, garam himalaya dan garam kosher.

Khusus untuk jenis garam yang halus biasanya sering disebut dengan garam meja atau garam dapur. Hal ini tidak terlepas dari bentuk dan teksturnya yang sangat halus serta kegunaannya sebagai bumbu dapur untuk menambahkan rasa asin dan gurih pada masakan.

Pengertian Garam Halus

Pada dasarnya garam dengan tekstur yang sangat halus ini merupakan jenis garam yang paling umum digunakan untuk keperluan masak. Perbedaan garam halus dan kasar bisa dilihat dari tekstur yang berbeda, demikian juga dengan rasa dan proses pembuatannya.

Pada jenis garam ini tekstur yang halus dihasilkan dari proses penggilingan sehingga membuat sebagian besar kotoran yang menempel hilang. Dengan adanya penggilingan tersebut, jenis garam dapur ini bisa mengalami penggumpalan sehingga sering ditambahkan zat anti-caking.

Tujuannya adalah agar garam yang telah dihaluskan bisa tetap terurai menjadi butiran lembut dan tidak menggumpal. Jenis garam ini mengandung natrium klorida hingga hampir 97% dan biasanya juga ditambahkan dengan bahan lainnya seperti yodium yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Meskipun kandungan yodium pada garam sangat penting dalam proses produksi hormon tiroid, namun konsumsi garam untuk kebutuhan sehari-hari harus selalu diperhatikan. Karena jika berlebihan bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, seperti hipertensi dan penyakit ginjal.

Kandungan Mineral dan Fungsi Garam Halus

Pada garam meja atau garam dapur yang dikonsumsi sehari-hari terdapat kandungan mineral yang cukup beragam. Di antaranya adalah seperti berikut:

  • Natrium

Natrium atau Na merupakan jenis mineral utama yang membentuk garam di dalam tubuh. Mineral ini berfungsi sebagai penghantar impuls pada serabut saraf serta tekanan osmosis pada sel.

Natrium akan menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan lain di sekitarnya sehingga tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, natrium juga berperan dalam mengendalikan kontraksi otot seperti mengencangkan dan mengendurkan otot.

  • Klorin

Di dalam tubuh, kandungan klorin berguna untuk membentuk HCl atau asam klorida yang ada di lambung. Fungsi HCl sendiri adalah untuk membasmi kuman dan bakteri di dalam lambung serta berfungsi untuk menjaga pH agar tetap normal.

  • Yodium

Kandungan yodium di dalam garam memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesehatan, terutama untuk memproduksi hormon tiroid yang efektif dalam mencegah resiko penyakit gondok.

Yodium juga berperan dalam mengoptimalkan perkembangan saraf dan otak janin selama kehamilan, serta membantu meningkatkan fungsi kognitif dan kecerdasan anak di masa pertumbuhan.

  • Fosfor

Sama seperti mineral lainnya, fosfor juga memiliki peran yang cukup penting bagi tubuh. Karena mineral ini akan membantu memaksimalkan metabolisme tubuh sehingga mampu mengoptimalkan pembentukan sel di dalam tubuh.

  • Kalsium

Adapun manfaat kalsium bagi tubuh antara lain adalah membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu pembuluh darah dalam mendistribusikan sel darah ke seluruh tubuh, mendukung terjadinya pergerakan otot hingga menyalurkan pesan dari otak ke seluruh tubuh.

  • Kobalt

Kandungan mineral kobalt di dalam garam juga tidak kalah penting untuk kesehatan. Karena mineral ini berperan dalam pembentukan pembuluh darah serta sebagai pembangun vitamin B-12. Mineral ini mampu mencegah resiko anemia serta mengaktifkan beberapa jenis enzim.

  • Kalium

Kalium merupakan mineral penting yang berfungsi untuk membantu menjaga kepadatan tulang serta mencegah terjadinya kram otot. Selain itu, kalium juga berperan dalam mengatur cairan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap tubuh sehingga terhindar dari resiko penyakit.

  • Zinc

Tidak kalah penting dengan kandungan mineral lainnya, zinc di dalam garam berfungsi untuk membantu mempercepat proses penyembuhan, mengatasi masalah kulit, menyehatkan rambut, serta mengatur pemenuhan asupan vitamin A di dalam tubuh.

  • Sulfur

Kandungan sulfur atau belerang di dalam garam berfungsi untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit, seperti gatal-gatal, jerawat, hingga membantu proses pengelupasan sel kulit mati. Selain itu, sulfur juga berperan dalam menjaga kesehatan sendi, organ hati dan jantung.

  • Magnesium

Magensium memiliki peran yang cukup penting dalam produksi energi dan mengatur reaksi biokimia di dalam tubuh, termasuk kadar glukosa darah, sintesis protein serta regulasi tekanan darah. Magnesium juga bermanfaat untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah migrain.

  • Mangan

Mangan dikenal sebagai salah satu bagian dari antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel. Dengan demikian maka mangan memiliki peran yang cukup penting dalam melindungi tubuh dari resiko penyakit kronis.

  • Tembaga

Tembaga memilikii peran yang penting terutama dalam mambantu kinerja pembuluh darah, sistem imun dan sistem saraf. Tembaga turut berkontribusi dalam pembentukan sel darah serta pertumbuhan tulang, menjaga kesehatan jantung dan produksi kolagen.

  • Fluor

Fluor merupakan jenis mineral yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi sehingga tetap kuat. Dalam hal ini fluor berperan dalam memperlambat terkikisnya mineral dari enamel, membantu mengatasi gejala kerusakan gigi serta mencegah pertumbuhan bakteri.

Proses Pembuatan Garam Halus Beryodium

Secara umum proses pembuatan garam yang ada di Indonesia bisa dibedakan menjadi dua cara, yaitu cara tradisional dan modern. Pada cara tradisional biasanya menggunakan peralatan yang cukup sederhana untuk proses pengaliran air laut ke tempat penguapan.

Sementara pada cara yang modern biasanya sudah menerapkan Teknologi Ulir Filter (TUF) yang mampu menghasilkan garam dengan kualitas yang bagus. Adapun cara membuat garam halus dengan metode sederhana bisa dilakukan dengan beberapa tahap seperti berikut:

Metode I

  • Mencuci Garam Krosok

Dalam proses pembuatan garam meja atau garam dapur beryodium, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci garam krosok yang merupakan bahan mentah. Proses pencucian ini dilakukan dengan beberapa tahap hingga garam menjadi bersih.

  • Mengeringkan Garam Krosok

Garam krosok yang sudah dicuci bersih kemudian diangin-anginkan dan dikeringkan hingga kadar airnya berkurang.

  • Menggiling Garam Krosok

Selanjutnya garam krosok yang sudah dikeringkan digiling dan diberi tambahan yodium dengan formula tertentu agar menghasilkan garam beryodium yang sesuai standar.

  • Dioven

Terakhir garam yang sudah diberi tambahan yodium bisa dioven dengan suhu 200 derajat celsius.

Metode II

  • Proses Perebusan

Selain cara di atas, Anda juga bisa merebus garam krosok dengan tambahan yodium selama 5 jam. Selama proses perebusan, kotoran dan busa yang muncul pada air rebusan bisa dihilangkan secara manual.

Proses perebusan dilakukan sampai kandungan air di dalamnya menguap dan tersisa butiran garam yang sudah mengkristal.

  • Proes Penjemuran

Garam yang sudah mengkristal kemudian dijemur hingga kering dan warnanya menjadi putih dengan tekstur yang halus.

Garam halus atau garam meja merupakan jenis garam yang paling banyak digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan. Dengan kandungan mineral yang lengkap di dalamnya, garam ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Meski begitu, untuk asupan sehari-hari tidak boleh terlalu berlebihan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan FREE Sample untuk pembelian pertama. Hubungi kami disini

X