Apa yang Dimaksud dengan Petani Garam? Apa yang Mereka Lakukan?

Petani garam merupakan orang yang pekerjaannya adalah membuat atau memproduksi garam, hal ini bisa Anda sebut juga dengan bisnis garam.

Jadi, selain para nelayan bekerja mencari ikan, para nelayan ini juga bisa mulai membuat garam dan menjadi distributor garam industri.

Apa Itu Petani Garam?

Petani garam merupakan seseorang dengan pekerjaan membuat atau memproduksi garam. Nah, proses produksi garam ini biasanya dilakukan di tepi laut.

Umumnya, para pelaku tani garam mengumpulkan air laut untuk kemudian mereka jemur di lahan luas (tambak garam) di bawah terik matahari. Setelah kering dan berubah menjadi garam, mereka akan memanennya dan menjualnya ke pasaran.

Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh para nelayan sekitar setelah pulang melaut. Bisnis garam ini kini menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar pantai, selain menjadi nelayan.

Hal ini bertujuan untuk menunjang pemasukan nelayan, terlebih ketika tangkapan ikan tidaklah banyak. Pasalnya, menurunnya tangkapan ikan ini biasanya karena air mulai surut atau kondisi cuaca yang tidak menentu.

Begitupun sebaliknya. Ketika musim hujan tiba, maka produksi garam pun akan terhenti. Nah, para pelaku bisnis garam ini pun akhirnya mulai mencari ikan pada lahan tambak garam tersebut.

Ikan yang berhasil nelayan tangkap ini hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Dengan begitu, maka akan meminimalisir pengeluaran untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari. Jadi, para pelaku tani ini sorenya akan pergi ke tambak garam.

Menurut para pelaku tani garam, mereka bisa mendapatkan lebih banyak ikan pada area penampungan air daripada di lahan garam. Selain itu, ikan yang berasal dari lahan penampungan air untuk mengisi lahan tambak garam pun lebih besar daripada ikan yang berasal dari lahan tambak garam itu sendiri.

Nah, perlu Anda ketahui, bahwa bagi para petani garam yang tidak memiliki lahan sendiri, maka bisa bekerja sama dengan orang lain.

Jadi, sistem kerjanya pun berkelompok dan pemasukannya berasal dari bagi hasil. Misalnya saja, ketika ada pekerjaan dengan 8 orang untuk menggarap beberapa petak lahan tambak, maka hasilnya adalah 50% masuk ke pemilik lahan, sementara 50% sisanya adalah untuk 8 pekerja tersebut.

Apa yang Petani Garam Lakukan?

Perlu Anda ketahui, bahwa menjadi buruh tani garam ini bisa menjadi salah satu alternatif tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari.

Biasanya, setelah selesai mencari ikan, para buruh tani garam ini akan mendapatkan ikan tambahan dari lahan air tambak garam.

Mulai dari ikan mujair berukuran sedang, ikan bandeng berukuran kecil, hingga udang yang berukuran besar. Jumlah ikan yang didapatkan tersebut cukup untuk dikonsumsi satu keluarga.

Pada umumnya, para buruh tani garam ini bisa mendapatkan 2 sampai 3 kilogram lebih ikan dalam sekali berangkat. Hasil tangkapan ini bisa cukup sampai 3 hari kedepan untuk keluarga inti saja.

Apabila hasil tangkapan mencapai 5 kilogram, maka saudara ataupun tetangga terdekat bisa turut merasakannya. Sementara untuk kebutuhan pangan seperti halnya sayur dan beras, maka bisa terpenuhi dari hasil tanam sendiri ataupun beli.

Selain itu, para petani garam juga menuturkan apabila produksi garam berhenti akibat musim hujan, maka para buruh ini bisa memanfaatkan musim jeda selama kurang lebih 3 sampai 4 bulan dengan membeli benih ikan.

Benih ikan ini biasanya adalah kakap, rajungan, bandeng, hingga udang. Hal ini mereka lakukan untuk bisa tetap menghasilkan pemasukan untuk keluarganya.

Air yang menggenangi areal tambak garam ketika musim hujan merupakan air tawar. Nah, kondisi inilah yang sangat bagus untuk pertumbuhan ikan. Nantinya, ikan ini bisa mulai dipanen ketika sudah memasuki musim tani garam.

Jadi, pemanfaatan waktu jeda produksi garam ini merupakan salah satu anjuran dari pemerintah kabupaten setempat. Bahkan, tidak sedikit buruh tani garam yang mendapatkan bantuan benih ikan, hingga alat pertanian garam.

Bantuan Pemerintah untuk Petani Garam berupa Benih Ikan

Perlu Anda ketahui, bahwa untuk menunjang kesejahteraan para nelayan sekaligus buruh tani garam, pemerintah pun memberikan bantuan nyata.

Contohnya, hal ini terlihat dari Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan, Lutfi Asari yang bekerja sama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo.

Dalam hubungan kerja sama tersebut, kedua pihak pernah memberikan bantuan berupa benih ikan kepada Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGaR) sejak tahun 2019 lalu.

Tujuan dari pemberian bantuan ini adalah agar para petani garam bisa tetap dan lebih produktif lagi ketika musim jeda bertani garam terjadi.

Untuk jumlah benih yang DKP berikan adalah sekitar 7.000 ekor benih untuk setiap kelompoknya. Sementara setiap kelompok ini biasanya beranggotakan 7 orang.

Selain itu, DKP juga melakukan pendampingan dari SOP perencanaan sampai pelaksanaannya.

Jadi sebenarnya, standar kedalaman air tambak untuk bisa menebarkan ikan ini adalah sekitar 1 meter. Sementara pada realitanya, kedalaman air ini bahkan hanya sedalam 50 sampai 60 cm saja. Hal inilah yang akhirnya membuat banyak ikan yang tidak bisa bertahan dan akhirnya mati.

Bantuan berupa Sarana dan Pendampingan Bertani Garam

Contoh bantuan lain adalah, pada tahun 2021 lalu, pihak DKP Pamekasan juga pernah melakukan sosialisasi untuk pendampingan ke Desa Lembung, Desa Pademawu Timur, Desa Manjungan serta Desa Padelegan.

Bantuan yang berasal dari pemerintah ini bukan hanya benih ikan saja. Hal ini terbukti pada tahun 2020, APBD Kabupaten Pamekasan memberikan bantuan berupa sarana bagi para petambak garam ini.

Sementara pada tahun 2019, pemberian bantuan sarana pertanian garam kepada 167 kelompok KUGaR pun terealisasikan.

Untuk pemberian pendampingannya pun dilakukan secara bertahap. Terdapat 2 tahap yang DKP lakukan untuk para petambak atau petani garam ini, antara lain:

  • Tahap pertama, pemberdayaan dari tidak berkelompok agar berkelompok.
  • Tahap kedua, pengembangan agar dari kelompok bisa membentuk lembaga yang lebih baik. Selain itu, harapan untuk kelompok ini nantinya adalah bisa memiliki daya saing yang lebih baik. Jadi, para petani garam ini akan lebih mandiri secara kelembagaan dan tidak lagi bergantung kepada bantuan pemerintah.

Nah, untuk pembentukan lembaga ini adalah berupa koperasi yang bergerak pada sektor usaha garam rakyat itu sendiri.

Produksi Garam Bergantung pada Perubahan Iklim

Ternyata, produksi garam ini akan sangat bergantung pada perubahan iklim. Hal ini tertuang dalam jurnal berjudul “Dampak Perubahan Iklim terhadap Petani Tambak Garam di Kabupaten Sampang dan Sumenep”.

Perubahan iklim ini sangat berpengaruh terhadap produksi garam, karena teknik penguapannya sangat bergantung pada cuaca dan iklim. Jadi, secara garis besarnya adalah curah hujanlah yang merupakan salah satu unsur utama yang mempengaruhi produksi garam.

Selain itu, ternyata angin kencang dan badai juga bisa merusak kincir angin dan gudang garam. Tidak hanya itu, pasang dan gelombang tinggi juga bisa merusak tambak, sementara abrasi bisa mengurangi jumlah dari tambak garam itu sendiri.

Sudahkah Anda Paham Mengenai Seluk Beluk Petani Garam?

Jadi, seorang petani garam merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagian besar orang yang tinggal di daerah pinggir pantai. Untuk menjadi seorang petambak garam tidaklah mudah, sebab mereka harus bisa beradaptasi dan bermitigasi dengan perubahan iklim untuk mengurangi dampak kerugian bertani garam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan FREE Sample untuk pembelian pertama. Hubungi kami disini

X