10 Jenis Garam yang Bisa Digunakan untuk Kebutuhan Masakan

Jenis garam di dunia yang dihasilkan dari proses pengendapan air laut sangatlah banyak. Dari semua jenis tersebut, hanya beberapa saja yang bisa digunakan sebagai penambah cita rasa dalam makanan ataupun minuman. Hal tersebut didasarkan pada tingkat keamanan dan kandungan didalamnya yang nantinya tidak akan memberikan efek kurang baik bagi tubuh.

Jenis Garam yang Biasa Digunakan dalam Makanan

Berikut ialah beberapa macam garam yang biasa digunakan dalam berbagai makanan ataupun minuman sebagai penambah citarasa sekaligus pemberi rasa asin.
  1. Garam Meja

Garam pertama yang bisa digunakan atau ditambahkan dalam makanan ialah garam meja atau kerap disebut table salt. Garam ini berbentuk butiran halus dengan kadar natrium klorida mencapai 95-00%. Selain itu, terdapat pula 2% kandungan natrium silicoaluminate yang berfungsi mencegah terjadinya penggumpalan pada garam. Garam meja juga kerap digunakan dalam proses pembuatan kue karena kristal kecil yang ada didalamnya lebih cepat larut dalam adonan. Selain itu, garam ini juga dinilai bisa membuat adonan kue menjadi lebih elastis.
  1. Garam Kosher

Garam kosher merupakan garam masak yang memiliki bentuk kristal atau butiran yang lebih besar dibandingkan garam meja. Garam ini memiliki kandungan nitrit dan nitrat sehingga biasa digunakan dalam proses pengawetan daging ataupun ikan. Kebanyakan koki justru lebih memilih untuk menggunakan garam ini karena lebih mudah untuk diambil. Namun, salah satu kekurangan dari garam ini yaitu cita rasanya yang dinilai tidak terlalu asin jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Dengan begitu, tidak heran jika penggunaan garam kosher kerap kali lebih banayak dibandingkan beberapa garam lain.
  1. Garam Laut

Garam laut diperoleh secara langsung dari proses penguapan air laut dan belum mendapatkan pengolahan lanjutan. Garam jenis ini memang diperbolehkan dalam proses memasak, namun sebaiknya tidak digunakan sebagai bumbu utama. Hal ini dikarenakan kebanyakan garam laut masih berbentuk kristal atau menyerupai serpihan dengan berbagai warna tergantung mineral asalnya. Selain itu, jenis laut ini pada umumnya juga belum mengandung kadar yodium yang disarankan untuk dikonsumsi.
  1. Garam Himalaya

Sesuai dengan namanya, garam himalaya ini memiliki warna merah muda atau cenderung merah jambu. Jenis garam ini dihasilkan dari aktivitas atau galian tambang sehingga dinilai banyak berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Penggunaan utama garam ini ialah sebagai salah satu bahan spa dan pembuatan produk kecantikan ataupun perawatan tubuh. Namun, Anda juga bisa menggunakan garam himalaya dalam proses memasak.
  1. Garam Curing dan Brining

Garam curing dan brining kerap juga disebut sebagai garam pengawet karena penggunaannya kerap dijumpai dalam pengawetan daging. Garam ini mampu mengeluarkan kandungan air dalam daging ataupun sayuran sehingga bisa mengurangi kadar kelembapan di dalamnya. Selain itu, garam curing dan brining juga memiliki kandungan yang sama dengan garam kosher yakni natrium nitrat yang dinilai efektif untuk mencegah munculnya mikroba dan jamur dalam daging. Garam ini kerap digunakan secara bersamaan dengan gula pasir ketika digunakan sebagai bahan asinan atau awetan daging dan sayur.
  1. Fake Salt

Fake salt atau kerap disebut garap serpihan adalah garam yang menyerupai serpihan dengan bentuk lebar dan datar. Garam ini dinilai dihasilkan dari serpihan-serpihan garam laut. Dalam penggunaannya, jenis garam ini kerap dijumpai sebagai bumbu tambahan makanan yang dipanggang, baik itu roti, daging ataupun sayuran.
  1. Garam Asap

Garam asap atau kerap disebut smoke salt yaitu garam laut yang telah diolah melalui proses pengasapan selama alami menggunakan kayu selama kurang lebih 2 minggu. Dengan begitu, jenis garam ini memiliki cita rasa dan aroma yang khas. Dalam penggunaannya, garam yang satu ini kerap dikombinasikan dengan makanan-makanan dengan citarasa gurih.
  1. Garam Batu

Sesuai dengan namanya, garam ini memiliki bentuk berupa potongan-potongan besar menyerupai batu. Garam batu atau kerap disebut rock salt kerap digunakan dalam keperluan makanan yang tidak dimasak. Adapun salah satu contoh makanan yang biasa diolah menggunakan garam batu ialah es krim,
  1. Korean Sorgeum Salt

Persis seperti nama yang digunakan, Korean sorgeum salt merupakan salah satu garam yang berasal dari Korea. Garam ini banyak ditemukan dalam pembuatan salah satu makanan khas Korea yang cukup populer saat ini yakni kimchi. Konon katanya, korean sorgeum salt juga diproduksi dengan bantuan sinar matahari di sebuah pulau kecil di Korea.
  1. Garam Truffle

Garam terakhir yang bisa digunakan dalam proses memasak yaitu garam truffle atau campuran dari garam laut dan jamur ascomycetes. Kebanyakan garam ini memiliki warna yang cukup pekat yakni gelap kehitaman sebagai akibat dari campuran 2 zat yang berbeda. Mengenai penggunaannya, garam truffle biasa digunakan untuk menambah kesan khusus pada makanan tanpa harus membeli truffle secara langsung. Dari 10 jenis garam yang telah disebutkan diatas, Anda bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan keperluan jenis makanan yang dibuat. Gunakan garam yang sesuai agar jenis makanan yang diolah bisa lebih maksimal. Meski sama-sama memberikan cita rasa yang asin, namun pada dasarnya garam memiliki jenis yang cukup beragam. Bahkan, tidak menutup kemungkinan masih terdapat garam lainnya di luar sana yang layak dikonsumsi atau bisa digunakan dalam pembuatan makanan.

Jenis Garam yang Cocok Digunakan dalam Menu Diet

Setelah mengetahui beberapa macam garam yang layak untuk dikonsumsi, maka tidak kalah pentingnya jika Anda juga mengetahui terkait garam yang dianjurkan untuk dikonsumsi dalam menu diet. Secara umum, menu diet yang dianjurkan ialah makanan yang rendah kandungan garam. Untuk orang dewasa, asupan sodium maksimal yang diperbolehkan selama masa diet hanya berkisar 2,4 gram atau setara dengan 1 sendok teh garam per harinya. Sedangkan untuk anak-anak di usia 4-10 tahun, jumlah kandungan sodium yang disarankan ialah separuh takaran orang dewasa atau sekitar 1-2 gram tiap harinya. Selanjutnya mengenai macam garam yang dianjurkan ialah garam halus yang mengandung yodium. Cara sederhana yang bisa dilakukan ketika sedang menjalani diet ialah mengurangi jumlah garam dalam masakan yang Anda buat. Selain itu, hindari makanan dengan kadar garam tinggi seperti keju, olahan daging, asinan dan beberapa jenis fast food. Tingginya kandungan garam pada makanan-makanan tersebut diakibatkan karena garam yang digunakan memiliki kadar keasinan yang cukup tinggi, berbeda dengan garam meja atau garam halus. Demikianlah informasi terkait jenis-jenis garam yang diperbolehkan untuk dikonsumsi atau ditambahkan dalam pembuatan makanan. Dari beberapa macam garam yang ada, Anda harus benar-benar menyesuaikan dengan kebutuhan makanan yang diolah. Jangan sampai nantinya Anda salah memilih garam yang dapat berakibat pada kerusakan atau citarasa makanan yang tidak sesuai harapan. Itu sebabnya, memahami macam-macam garam tidak hanya bermanfaat untuk menambah pengetahuan saja, melainkan bisa juga membantu Anda ketika suatu saat nanti membutuhkan garam dalam berbagai jenis keperluan memasak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan FREE Sample untuk pembelian pertama. Hubungi kami disini

X