supplier garam industri

Mengenal Sejarah Supplier Garam Industri

Garam memang identik dengan bumbu masakan yang selalu ada di dapur setiap orang. Tidak hanya digunakan untuk menambah rasa agar masakan lebih nikmat, beberapa supplier garam industri mulai banyak dicari untuk memenuhi kebutuhan pabrik atau industri. 

Dilansir dari seasalt.com, garam diperkirakan sudah ada sejak 6050 SM dan menjadi salah satu barang bernilai tinggi di zaman kuno. Untuk mengetahui sejarah dan manfaat garam industri, mari simak ulasan selengkapnya berikut ini. 

Sejarah Garam

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, berdasarkan kutipan dari seasalt.com, garam diperkirakan sudah ada sejak 6050 tahun sebelum Masehi dan ditemukan pertama kalinya di Danau Yungchen, China. 

Dilansir dari laman puraindonesia.com, warga yang tinggal di sekitar danau tersebut biasanya akan memanen garam ketika musim kemarau. Garam tersebut diangkut atau dikirimkan ke berbagai belahan dunia melalui jalur perdagangan. 

Di zaman kuno, garam menjadi suatu komoditi dagang yang bernilai tinggi dan menjadi bagian penting dalam acara persembahan masyarakat di Mesir Kuno. Garam juga memiliki hubungan khusus dengan adat-istiadat di beberapa negara. 

Menurut pendapat beberapa orang, garam menjadi salah satu hidangan penting untuk disajikan kepada tamu, pengantin baru, dan orang-orang penting lainnya pada zaman kuno. Namun, hingga 800 tahun SM, sudah tidak ada lagi catatan yang jelas mengenai sejarah persebaran garam. 

Kemudian, keberadaan garam ini mulai dituliskan lagi pada zaman kerajaan Romawi Kuno. Bangsa Romawi menuliskan proses dari pembuatan garam dan negara-negara yang dilalui oleh jalur perdagangan garam. 

Jalur Penyebaran Garam

Berdasarkan catatan sejarah, Maroko Selatan yang melintasi wilayah Sahara menuju Timbuktu merupakan pusat perdagangan garam terbesar pada masa itu. Selain itu, Mesir ke Yunani yang melintasi Laut Aegea dan Laut Tengah juga menjadi jalur perdagangan garam terbesar lainnya. 

Pada zaman Romawi kuno, garam biasa disebut dengan Sal atau Salubrious Crystals yang memiliki arti yaitu kristal yang menyehatkan. Di awal kemunculannya, Sal disebut juga salary atau gaji karena pada zaman tersebut garam memang digunakan untuk upah para tentara Romawi.

Melalui jalur perdagangan tersebut, garam terus menyebar secara luas ke berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Seiring berjalannya waktu, garam juga mulai diproduksi oleh beberapa negara. 

Tidak hanya digunakan untuk penyedap masakan saja, garam juga mulai digunakan untuk mengawetkan makanan dan beberapa hal penting lainnya, termasuk kebutuhan industri. Menariknya lagi, garam juga bermanfaat untuk mencairkan jalanan yang tertutup salju atau es di negara 4 musim. 

Spesifikasi Garam Industri

Setelah mengetahui sejarah garam dan penyebarannya, ada beberapa spesifikasi garam industri yang membedakannya dari garam konsumsi. Garam industri sendiri merupakan garam yang digunakan untuk bahan baku atau bahan tambahan untuk kebutuhan industri. 

Kadar NaCl yang digunakan untuk kebutuhan industri paling sedikit yaitu 97% yang dihitung dari basis kering dengan Pos Tarif 2501.00.90.10. 

Sementara itu, kadar NaCl yang terkandung pada garam konsumsi paling sedikit yaitu 94,7% sampai kurang dari 97% yang dihitung dari basis kering dengan Pos Tarif/Hs 2501.00.90.10. 

Garam sendiri merupakan sebuah senyawa kimia dengan komponen utama natrium klorida atau NaCl dan kandungan lainnya seperti air, kalsium, magnesium, sulfat, dan beberapa tambahan bahan lainnya seperti iodium, free-flowing, atau anti-caking

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI tentang Impor Garam, garam dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori berdasarkan Pos Tarif atau HS (Harmonized System) 10 digit antara lain sebagai berikut ini. 

  • Garam meja (HS 2501.00.10.00)
  • Garam batu (HS 2501.00.20.00)
  • Air laut dan lainnya (HS 2501.00.50.00)
  • Zat dengan kadar NaCl minimal 94,7% (HS 2501.00.90.10)
  • Lain-lain (HS 2501.00.90.90)

Perbedaan Garam Industri dengan Garam Konsumsi

Banyak orang belum terlalu paham mengenai perbedaan antara garam industri dengan garam konsumsi yang digunakan untuk bumbu masakan. Garam konsumsi merupakan garam yang digunakan atau dicampurkan pada makanan atau minuman. 

Garam menjadi salah satu bahan tambahan makanan yang dikonsumsi secara teratur oleh manusia karena dapat menambahkan cita rasa pada makanan sehingga lebih nikmat. 

Garam juga mengandung zat yodium yang bermanfaat untuk mencegah penyakit gondongan dan kretin endemic yang menjadi salah satu permasalahan gizi utama di Indonesia. Garam konsumsi memiliki kadar NaCl minimal 94 dan harus sudah memenuhi persyaratan kualitas garam konsumsi. 

Untuk standar garam konsumsi, secara umum sudah bisa dipenuhi oleh para petani garam lokal Indonesia. Sementara itu, garam industri yaitu garam yang dipakai untuk bahan baku atau bahan tambahan dalam dunia industri. 

Garam satu ini bisa didapatkan dari supplier garam industri untuk digunakan sebagai bahan baku atau bahan tambahan pada industri tekstil, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya. Kadar NaCl pada garam industri minimal 97% dan khusus untuk industri pangan, kadar Ca dan Mg kurang dari 600 ppm. 

Harga garam industri juga cukup kompetitif dengan jaminan pasokan yang berkesinambungan. Sama seperti garam konsumsi, garam industri juga harus memenuhi standar kualitas industri petrokimia, industri aneka pangan, dan industri lainnya. 

Manfaat dan Fungsi Garam Industri

Bidang industri memang menjadi sektor yang mendominasi penggunaan garam untuk bahan baku dan bahan tambahan proses produksi. Sementara itu, sisanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. 

Hingga saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor karena selain untuk memenuhi kebutuhan suplai industri, garam impor juga memiliki kualitas yang sesuai spesifikasi garam industri. Garam industri memiliki banyak manfaat antara lain sebagai berikut. 

  • Bahan baku industri Ethylene Dichloride (EDC), Chlor Alkali Plant (CAP), dan Resin Polivinil Klorida (PVC). 
  • Bahan pemutih (soda kostik) untuk industri kertas
  • Bahan baku industri farmasi untuk cairan infus, pure analysis, cairan cuci ginjal, dan health care
  • Bahan baku kosmetik. 
  • Bahan pengeboran minyak sebagai penguat struktur dan pembuatan uap. 
  • Bahan baku industri pangan antara lain untuk seasoning (bumbu) biskuit, food, dan nuget.
  • Bahan water treatment untuk melunakkan air boiler
  • Bahan penyamakan kulit. 
  • Bahan baku dan tambahan pada pabrik tekstil dan lain-lain. 

Supplier Garam Industri di Era Modern

Di era modern seperti saat ini, ketersediaan garam memang sudah tercukupi dengan baik meskipun masih perlu adanya impor garam untuk memenuhi kebutuhan industri. Supplier garam industri juga banyak bermunculan untuk membantu memenuhi pasokan kebutuhan garam. 

Dilihat dari total kebutuhan garam nasional untuk industri, setidaknya ada 3,77 juta ton kecuali untuk industri bahan makanan dan minuman. Angka terbesar kebutuhan garam industri berasal dari industri petrokimia dengan kebutuhan mencapai 1,78 juta ton garam. 

Sementara itu, di peringkat kedua ada industri kertas dan pulp dengan kebutuhan garam industri sebanyak 708,5 ribu ton. Untuk peringkat ketiga diduduki oleh industri aneka pangan dengan kebutuhan 535 ribu ton.

Peringkat keempat kebutuhan garam industri terbanyak diduduki oleh industri pengasinan ikan sebesar 460 ribu ton. Berdasarkan data yang diperoleh AIPGI, industri penyamakan kulit dan industri pakan ternak juga membutuhkan masing-masing 50 ribu ton garam industri. 

Dengan tingginya kebutuhan garam, supplier garam industri banyak dibutuhkan oleh berbagai bidang industri. Harga yang ditawarkan untuk garam jenis ini juga terbilang kompetitif dengan kualitas yang sudah sesuai dengan spesifikasi garam industri. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan FREE Sample untuk pembelian pertama. Hubungi kami disini

X